Agen Poker - Adakah cara untuk meramalkan kegagalan sebuah perkawinan bahkan sebelum perkawinan itu dimulai? Dr. John Gottman, seorang pakar perkawinan yang terkenal, sudah menemukan jawaban untuk pertanyaan tersebut.
Sesudah mempelajari cinta, perkawinan, dan hubungan antar manusia selama 40 tahun, Dr Gottman menemukan pola interaksi yang dapat meramalkan kesempatan pasangan untuk berhasil dalam pernikahan dengan ketepatan 94%. Empat pola tertentu diketahui merupakan indikasi utama untuk gagalnya rumah tangga. Dengan menyadari dan mengatasi masalah-masalah ini pasangan dapat menentukan apakah pernikahannya akan berhasil atau gagal.
1. Anda saling menjatuhkan dengan kritik - Ada dua macam kritik. Kritik yang positif akan memperbaiki dan membangun orang lain. Komentar yang dilontarkan bertujuan membantu orang ini untuk belajar dari kesalahannya dan memperbaiki perbuatannya di kemudian hari. Kritik negatif sama sekali tidak membangun. Sebaliknya dari menunjukkan masalahnya dan menyarankan pemecahan, kritik negatif berusaha menjatuhkan orang lain dengan berfokus pada kesalahannya saja.
Dr. Gottman menggambarkan kritik semacam ini sebagai serangan terhadap kepribadian, karakter dan minat pasangan Anda. Menurut pakar ini pasangan yang terus bersikap seakan-akan setiap kesalahan adalah akibat buruknya karakter pihak lain, lama-lama akan mengakhiri perkawinannya dengan perceraian.
2. Dalam perselisihan Anda selalu mau menang sendiri - Dalam penelitiannya, Dr Gottman menemukan bahwa pasangan yang selalu mau menang sendiri biasanya menghadapi masalah besar dalam perkawinan nantinya. Sikap mau menang sendiri menunjukkan bahwa orang itu menganggap dirinya korban yang tidak bersalah. Dalam perselisihan orang seperti ini akan menolak tanggung jawab, mengeluh dan membuat dalih. Perselisihan macam ini sulit menemukan pemecahan. Akibatnya setiap perselisihan menjadi beban bagi pernikahan sampai akhirnya pernikahan itu berantakan.
Tanda yang menunjukkan bahwa rumah tangga digerogoti oleh sikap mau menang sendiri ialah adanya "saling menuduh" ketika bertengkar. Sebaliknya dari mendengarkan keluhan pasangannya, suami atau istri akan menangkis keluhan atau kritik itu dengan keluhannya sendiri. Dia mungkin bahkan mengulang keluhannya berkali-kali sementara mengabaikan apa yang dikatakan pasangannya. Dalam perselisihan seperti ini Anda akan mendengar kalimat seperti, "Jika kamu tidak melakukan itu, aku tidak akan berbuat itu..." dan "Itu tidak benar. Kamulah yang berbuat itu..."
3. Anda memperlakukan satu sama lain dengan sebal - Keangkuhan dan perasaan sebal biasanya berjalan seiring. Seorang yang angkuh sering memandang rendah pasangannya. Ini mungkin berasal dari anggapan bahwa dirinya lebih cerdas, lebih rajin, lebih menarik, lebih terampil sebagai orang yang lebih tua, dst. Cara pemikiran seperti ini sering membuat pasangan yang angkuh melemparkan komentar yang tidak hormat, kasar dan sarkastis, memberi nama panggilan, mendelikkan mata dan melecehkan pasangannya.
Akibatnya pandangan yang meremehkan pasangan ini membuat hubungan mereka tidak sukses. Jika kedua pasangan tidak dapat melihat pasangannya seimbang, hanya ada sedikit harapan untuk memupuk cinta dan rasa hormat yang dibutuhkan untuk perkawinan yang bahagia. Sesungguhnya menurut penemuan Dr. Gottman, sikap merendahkan pasangan merupakan faktor utama yang menyebabkan ketidakbahagiaan dalam perkawinan dan perceraian. Sama sekali tidak ada ruang untuk berkembangnya cinta jika salah satu pasangan selalu merendahkan dan menyerang pasangannya.
4. Anda membisu untuk menghindari konflik - Walau membisu bukanlah ancaman yang menakutkan, Dr. Gottman menemukan bahwa pernikahan di mana pasangan sering membisu mempunyai risiko tinggi untuk bubar. Sikap membisu menyebabkan renggangnya hubungan perasaan, yang akan memburuk bila tidak diselesaikan oleh kedua pasangan.
Bila seorang suami atau istri membisu, dia menarik diri dari situasi tertentu secara emosi dan kadang-kadang juga secara fisik, untuk mengindari konflik. Walau taktik ini bertujuan baik untuk mencegah pertengkaran, tetapi biasanya orang yang didiamkan merasa dijauhi, diabaikan dan tidak disukai. Lambat laun kebisuan akan berubah menjadi kebekuan dan mempersulit komunikasi dalam bentuk apa pun. Pada akhirnya, usaha untuk menghindari konflik malah memperbesar konflik itu sendiri.
Semoga dengan mempelajari tanda-tanda ini Anda dapat menyelamatkan perkawinan Anda. Jika perkawinan Anda saat ini mengalami salah satu dari keempat pola interaksi ini, jangan menyerah. Keempat masalah ini hanya berbahaya bagi perkawinan Anda jika dibiarkan tanpa penyelesaian. Sesudah menyadari bahayanya, Anda dan pasangan Anda dapat bekerja sama untuk menghapus masalah itu. Dengan demikian Anda dapat melindungi perkawinan Anda dari kehancuran di masa depan dan memperkuat hubungan Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar