AGEN POKER
Agen Poker, Jangan Dibiasakan Kebiasaan Buruk Ini Kepada Suami Anda - Tidak ada manusia yang sempurna, ya, begitu juga dengan para istri. Mungkin banyak dari kita yang pernah, atau bahkan masih, melakukan kebiasaan buruk dalam keseharian dengan suami.
Hal ini tidak selalu menjadikan Anda istri yang amat buruk, namun jika tidak buru-buru sadar dan berubah, akan mempengaruhi kelancaran pernikahan Anda. Apa sajakah itu?
1. Si Tukang Ngomel - Percaya tidak, suami Anda itu sebetulnya cerdas lho. Ia biasanya mendengar apapun yang Anda katakan, ia mengerti benar hal-hal yang harus diselesaikan, ia juga sebetulnya punya keinginan untuk melakukan hal-hal tersebut. Namun, laki-laki memang kerap punya jalannya sendiri. Mereka biasanya memilih waktu sendiri untuk mengerjakannya, bahkan punya caranya sendiri. Yang, mungkin seringkali berseberangan dengan keinginan Anda. Begitulah mereka, dan mengomel tidak akan mengubah apapun. Semakin sering dan kencang omelan Anda, justru malah akan memicu pertengkaran.
2. Si Tukang Mengeluh - Seperti juga hidup siapapun di muka bumi ini, hidup Anda juga tidak sempurna. Namun mengeluh tidak akan membuatnya jadi lebih baik. Membagi kekesalan, kesedihan, atau rasa lelah kepada suami memang merupakan hal penting. Tapi suami Anda bukan tempat sampah, tidak hanya hal buruk yang bisa Anda bagi dengannya. Mengeluh terlalu sering hanya akan menciptakan suasana negatif di rumah, dan mengikis keharmonisan hubungan Anda berdua secara perlahan. Ubahlah keluhan menjadi curhat dengan solusi, lalu kembalilah ceria.
3. Si Tukang Gosip - Perempuan memang senang bicara, mengobrol dan bercerita. Hal ini sangat wajar dan bisa dimengerti. Namun menjadi salah jika cerita berkembang menjadi mengumbar persoalan pribadi keluarga, dan aib hubungan Anda dengan suami, di depan teman-teman. Ingatlah selalu untuk menahan diri dari hasrat mencurahkan isi hati hingga detail mengenai suami Anda. Jangan terpancing, meski teman-teman Anda sudah memulainya. Kejelekan apapun yang dilakukan suami Anda, bukan untuk dibagi di ranah publik. Jika ada rasa tak nyaman atau kekesalan pada suami, selesaikanlah dengannya. Ajak ia bicara di saat yang santai dan tenang, lalu selesaikan masalah itu berdua.
4. Si Tukang Meremehkan - Suami Anda bukan orang yang sempurna, dan ia juga menyadarinya, kok. Karena itu, para lelaki biasanya akan merespons lebih baik akan kritikan yang diberikan dengan cara penuh cinta dan dilakukan lewat pendekatan yang membangun. Artinya, seperti Anda juga, para suami ingin merasa dihargai dalam melakukan proses perubahan. Sebab ada kalanya, sadar atau tidak sadar, Anda bersikap meremehkan dan tidak menghargai suami Anda. Biasanya terlihat dari selalu menginterupsi saat ia bicara, tidak melakukan konsultasi terlebih dahulu saat harus mengambil keputusan-keputusan penting atau selalu meragukan keputusan yang ia berikan.
5. Si Tak Tahu Prioritas - Anda mungkin perempuan dinamis yang menjalani hari-hari dengan segudang kesibukan. Dari tanggung jawab akan pekerjaan, kegiatan sosial dan lain-lain, mengurus anak-anak, memasak makan malam untuk menyenangkan tetangga dan lingkungan sekitar. Setiap orang pasti merasa bahwa Anda adalah orang yang luar biasa, yah, kecuali suami anda. Ia akan merasa tersingkirkan oleh kesibukan Anda yang seabrek, tiap harinya. Padahal ia adalah suami, pemimpin rumah tangga Anda, orang yang pertama harus menjadi prioritas dalam keseharian Anda. Ia lah yang pertama harus Anda senangkan hatinya, bukan bos Anda, teman-teman dalam komunitas atau tetangga. Itu kewajiban istri, dan kebahagiaan suami.
6. Si Pelit - Hubungan seksual merupakan salah satu hal yang terpenting dalam hubungan suami istri. Dan tidak bisa dijadikan kebiasaan tawar menawar. Jika Anda sudah mulai melakukannya, Anda akan mengubah hal indah yang seharusnya menjadi pemersatu utama hubungan suami istri, menjadi sebuah "permainan murahan". Suami Aanda bukan anak anjing, yang harus diberikan hadiah setiap kali berbuat baik. Dan hubungan seksual, bukan sekadar hadiah baginya saat berbaikan usai pertengkaran, atau karena ia sudah menyenangkan hati Anda. Jika ada hal-hal yang membuat Anda tidak nyaman, atau harus menahan hubungan seksual dengannya, bicarakan saja baik-baik dan selesaikan hingga kedua pihak kembali merasa nyaman.
7. Si Tukang Belanja - Sudah senyum malu, membaca judulnya? Oke, sebetulnya hal ini takkan menjadi masalah jika dilakukan dengan penuh kesadaran akan kondisi finansial keluarga. Ya wajar dan dapat dimaklumi jika Anda punya daya beli yang tinggi, kemudian menolak untuk makan di warung murahan. Wajar juga jika Anda lebih memilih belanja di supermarket, ketimbang di pasar tradisional. Namun segala sesuatunya sebaiknya dilakukan dalam batas tertentu, yakni sesuai dengan keadaan keuangan Anda dan suami. Sebab jika tidak, hal ini akan menjadi jalan mulus menuju perceraian. Anda dan suami harus memiliki kesepakatan gaya hidup yang sama dalam menghabiskan uang, agar ke depannya tidak menjadi konflik dan menimbulkan pertengkaran besar.
8. Si Tukang Ngatur - Jika Anda adalah seorang ibu, mengatur-atur anak adalah hal yang lumrah. Namun, untuk suami, Anda adalah istrinya, bukan ibunya. Bukan tugas Anda untuk selalu memberikan perintah dan mengatur hidupnya. Ingatlah bahwa Anda sama-sama dewasa, maka akan lebih baik jika Anda menempatkan diri sebagai sahabatnya. Buatlah diri Anda nyaman, agar ia pun merasa kerasan bersama Anda. Ketimbang menyuruh ini itu, dan cerewet setiap menit agar ia mengikuti kemauan Anda, lebih baik jika Anda dan suami saling berbagi dan berdiskusi mengenai setiap hal dalam keseharian. Kesepakatan bersama akan lebih menguatkan hubungan, ketimbang terus menerus memaksakan keinginan diri sendiri.
9. Si Tinggi Harapan - Suami adalah orang yang sangat mencintai Anda. Ia pasti punya keinginan kuat untuk bisa memenuhi setiap kemauan Anda, dalam hal apapun. Tapi kadang istri punya harapan yang terlalu tinggi, hingga melampaui kemampuan suaminya. Dalam hal ini, Anda juga tidak selalu salah dan harus menurunkan ekspektasi. Namun, berikanlah waktu dan kesempatan bagi suami untuk memenuhi harapan-harapan Anda. Jangan merasa frustasi jika respons dan perkembangannya terasa amat lama. Ingatlah bahwa suami Anda juga sudah memiliki bebannya sendiri. Ada banyak tekanan juga dalam kehidupannnya, di kantor, di kehidupan bertetangga, dengan mertua. Bukan tugas Anda untuk menambah bebannya.
10. Si Tukang Ambil Alih - Laki-laki punya ego dan rasa ingin memenuhi seluruh tanggung jawabnya sebagai pemimpin. Hal itu membuatnya punya kewibawaan. Biarkanlah seperti itu, dan Anda tidak perlu melangkah terlalu jauh hingga mengambil alih wilayah dan tugas-tugasnya. Ia akan merasa ditantang dan mengeluarkan sikap defensif. Biarkanlah ia mengerjakan tugas-tugasnya sebagai suami, dukunglah peran utamanya sebagai kepala keluarga. Kalau Anda merasa bisa melakukan lebih baik, jadikanlah hal itu sebagai masukan, dan ungkapkan denga baik dan penuh cinta kepadanya. Hargailah dirinya dalam menyelesaikan kewajiban.
Kami sadar betul bahwa menjalani pernikahan, merupakan kerja berat yang tak berujung. Namun dengan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk tadi lalu menggantinya dengan tindakan yang penuh rasa sayang, Aanda akan menikmati kesenangan yang juga tak berujung, dari pernikahan penuh rasa cinta dan kebahagiaan.